Pikiran Murni Adalah Kiat Sadhana Tantra Yang Penting
(Vajra Acarya Guru Rinphoce Lian Shen)
Sebagai Tantrika apabila di dalam pelatihan jika ada keberhasilan, harus dijaga
sebagai rahasia, tak boleh diceritakan kemana-mana. Kalau tidak, lambat laun
bisa tak ada keberhasilan!
Ada khalayak bhiksu/bhiksuni pertama-tama meninggalkan keduniawian,
bersumpah dengan tulus, tetapi, dalam sesaat muncul di Peking, dan tangannya
menggendong seorang anak! Jadi, keyakinannya masih bisa goyah!
Sadhaka Satyabuddha wajib ekasarana, menghormati Mulacharya sebagai hiasan
kepala sendiri, saat Mahaguru membabarkan dharma pasti di puncak kepala ada
Mulacharya.Ini adalah sraddha murni, baru bisa berhasil!
Tak boleh berkata: "Saya sekarang mewariskan sadhana rahasia padamu, saya
yang mewariskan sadhana padamu!"
Itu adalah kehilangan silsilah Mulacharya!
Uang halal, adalah harta dharma yang murni! Menggunakan uang haram untuk
menebus karma buruk tidaklah betul! Misalnya: membuat skandal di sebuah
perusahaan tapi beranggapan diri sendiri berbuat hal baik, dengan uang haram
ini ingin mengikis karma buruk, ini tidaklah mungkin! Menjajakan minyak hasil
daur ulang limbah sama dengan melakukan pelanggaran sila merampok &
membunuh!
Kita harus menggunakan uang halal baru boleh!
Padmaguru sungguh telah menampakkan diri di hadapan Mahaguru,
memberikan abhiseka sejati pada Mahaguru, ini adalah silsilah yidam! Lalu
melalui pengesahan acharya dunia manusia! Mahaguru mewariskan dharma
sejati, murid dengan kesungguhan hati berpedoman kepada ajaran Y.A., semua
bisa berkontak batin!
Murid yang bermimpi tentang Mahaguru, semua merupakan awal dari berkontak
batin dengan Mahaguru! Ada kalanya ketika sedang bermimpi, sedang
bersamadhi, benar-benar muncul, Mulacharya sudah dapat mewariskan dharma
kepada murid! Murid harus berpikiran murni kepada gurunya baru bisa
beryukta! Murid tak boleh memata-matai gurunya, itu adalah kelunturan
sraddha, itu tidak benar; murid perlu melihat kebaikan dari gurunya!
Murid jika mengritik Mulacharya, tapi berlatih sadhana-Nya, itu sudah tidak
berpikiran murni, bagaimana berkontak batin!
Guru saya Karmapa, di biara Rumtek di Sikkim, memelihara banyak burung.
Guru berkata: Ini semua adalah murid yang dulu berpaling. Sekarang,
mempelajari kebudhaan dari mula lagi!
Dia sering membawa seekor kambing, yaitu pengikut sang guru di kehidupan
lampaunya!
Mahaguru di dunia juga ada batasannya, murid wajib menghargai kedekatan!
Kakek guru memberitahu Mahaguru: Buku dharma di kehidupan lalumu ada
padaku. Mau kukembalikan padamu?
Mahaguru berkata: Tak usah!
Akan tetapi, Mahaguru selalu berpikiran murni kepada Kakek guru! Meskipun
melihat kekurangan, tidak merasa itu adalah kekurangan. Sebab, ini adalah
permainan abhijna guru!
Silsilah yang tak terputus, memiliki kekuatan silsilah, memiliki mudra hati
Buddha awal. Ratnamanakumara pewaris Mahamudra, itulah Padmakumara.
Mewariskan kepada Vajrapani Bodhisattva, itulah silsilah cahaya terang, juga
mewariskannya kepada Padmaguru...juga ada silsilah penakluk Tibet...
Guru mewariskan dharma, kamu sedang tidur, jadinya tidak ada pewarisan lisan!
Kamu sudah berlatih Sadhana Guru Yoga, yaitu mendapatkan kekuatan
adhisthana silsilah, setiap hari bersadhana, barulah aliran abhiseka selamanya
tidak kering! Begitu pula dengan yidam & dharmapala! Adhisthanabala datang
dari Mula yidam! Bersadhana dharmapala, Dia membantu sadhaka meredam
bencana, tak terkena santet!
Di Zhenfo Miyuan, Mahaguru memiliki pratima Shadakshari Lokeshvara, Machig
Labdron, ...para yidam, dan Vajrayogini membangkitkan kundalini Mahaguru,
yaitu yidam sadhana dalam! Setiap kali Mahaguru ingin pergi, Mahaguru
menyampaikan sampai jumpa baru pulang! Di rumah pun demikian!
Mahaguru tak pernah meninggalkan para yidam. Jadi, Trimula senantiasa
mendampingi, setiap kekuatan pada tubuh sadhaka berkembang! Jangan
menganggap Mereka hanyalah logam & thangka, itu mengacuhkan!
Pratima Shadakshari Lokeshvara, Machig Labdron, Vajrayogini, milik Mahaguru,
sangatlah indah. Perlu dapat merasakan Mereka barulah sungguh-sungguh
berpikiran murni! Berpikiran murni terhadap Mulacharya, itu barulah
merupakan ekasarana!
Om Mani Padme Hum
No comments:
Post a Comment