Monday, March 23, 2015

Melatih Diri Sendiri Dan Hasilnya Untuk Diri Sendiri


(Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng Saat Kebaktian Rutin Hari Sabtu di Vihara Lei Tsang Taiwan pada tanggal 11 Agustus 2007)

Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye.
Guru Dhara, Para Acarya, Para Lama, Dharmacarya, Pandita Dharmaduta, para umat. Salam sejahtera! 

Mujizat Vijnana, sebuah Mujizat yang masih harus menunggu beratus-ratus ribu tahun lagi, menunggu Maitreya Bodhisattva menitis di dunia dan mengembangkannya, Hari ini jika Maitreya Bodhisattva menitis di dunia, Ia menjelmakan Mujizat Vijnana, menerangi tubuh setiap manusia, membuka hati setiap manusia, seluruh kesadaran dihapus, berubah menjadi kebijaksanaan, mencapai kebuddhaan, dalam sekejap semua orang melihat sifat Buddha, menghentikan kerisauan, seluruh sifat dan kebiasaan buruk, dan rintangan pengetahuan, lalu mencapai keberhasilan dalam sekejap.

Dalam hubungan antar manusia, kita harus bijaksana. Di dalam vihara, yang terpenting dalam hubungan antar manusia adalah keramahan, bukankah melatih diri adalah melatih hati, Anda semua harus berkepala dingin, siapapun tidak boleh menyalahkan orang, semua adalah karma sendiri. Jika kita punya sopan santun, orang lain pun akan sopan terhadap kita.

Kadang-kadang, karma itu diciptakan sendiri, ada yang berwujud, ada yang tidak berwujud, kadang-kadang tiba-tiba terjadi, semuanya termasuk karma sendiri, semua ini harus ditanggung sendiri. Sadhaka seharusnya menjaga ketenangan hatinya, bagus kalau ada, tidak ada juga bagus. Kadang-kadang dimarahi orang lain, kalau Anda bersalah, ubah perilaku Anda, kalau Anda tidak bersalah, Anda juga jangan membenci, jangan mengeluh, berusaha mengoreksi diri sendiri, itulah melatih diri.
Dalam berSadhana, Sadhana Adinata sangat penting, Sadhana Guruyoga juga sangat penting, asalkan sadhaka dapat kontak batin dengan Adinata, pasti bisa terlahir di alam suci, sampai di alam suci, kerisauan pun akan hilang dengan sendirinya, rintangan pengetahuan juga sirna, kebiasaan buruk juga akan berhenti, pada saat itu kebuddhaan akan mudah dicapai.

Mahaguru telah menjelaskan begitu banyak Dharma, bahwa Sadhana Adinata sama sekali tidak boleh ditinggalkan. Siapa Adinata yang sadhaka rasakan paling berjodoh dan paling mudah mencapai kontak batin, tekuni baik-baik Sadhana Adinata tersebut, supaya diri sendiri mencapai kontak batin dengan Adinata, Adinata pun akan menyerap sadhaka ke tanah suci. Oleh karena itu biasanya kita sering mengatakan: Adinata menyerap, Guru memberkati, Dharmapala melindungi. Saat melakukan penyaluran jasa dalam sadhana, kita harus selalu memohon: kelak Adinata menyerap saya, Guru saya memberkati saya, Dharmapala saya melindungi saya, Tantrika harus selalu memohon seperti ini.
Mujizat "vijnana", "vijnana" sebagian besar menjelaskan tentang mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, dan akar pikiran (Alaya).

Itulah vijnana, ketika seseorang menyaksikan Alaya Vijnana di dalam samadhi, ia baru dianggap menemukan kebenaran; kemudian kesadaran yang tercemar di dalam kesadaran Alaya dibersihkan, barulah menjadi "kesadaran yang bersih, "kesadaran tanpa kotoran, inilah cara melatih kesadaran atau vijnana. Namun tidak semudah itu kita menghentikan mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran (akar pikiran). Dharma Vijnana tentu membutuhkan Maitreya Bodhisattva dan Asanga Bodhisattva kelak datang membantu para insan mencapai keberhasilan, semua kerisauan, rintangan pengetahuan, dan seluruh sifat dan kebiasaan dihentikan lewat mujizat vijnana.

Pernah suatu waktu sebelum kebaktian, Mahaguru jalan-jalan sebentar mengitari tembok yang mengelilingi Vihara Ling Shen Ching Tze, saya bertemu dengan dua orang umat yang mengajukan dua pertanyaan, umat pertama adalah Nona Chen yang berasal dari Vancouver, ia bertanya, "Mahaguru mengatakan bahwa semua urusan di dunia ini adalah ilusi."

Nona Chen belum melanjutkan pertanyaannya, ia merasa sangat sedih. Tetapi Mahaguru mengetahui kerisauan batinnnya dan menjawabnya: ada dua macam suasana hati. Pertama, karena semua urusan di dunia ini adalah ilusi, hati akan tenang, lalu melatih diri dengan sekuat tenaga. Karena sadhaka tahu bahwa urusan di dunia adalah ilusi, sehingga ia pun melatih diri dengan sepenuh hati, juga tidak mengharapkan apa-apa, tidak menetap di mana pun, dan ia pun bebas dari kerisauan. Kedua seperti yang dikatakan oleh Nona Chen, karena cinta juga tidak ada, semua yang dimilikinya tiba-tiba menjadi ilusi, karenanya ia sangat sedih.

Pernah ada sebuah negara menyelidiki bahwa tingkat kesegaran dari cinta tidak jauh berbeda dengan sayur-sayuran dan daging-dagingan. Tingkat kesegaran cinta hanya bertahan setahun. Setelah itu harus saling bersabar satu sama lain, semuanya adalah kesabaran. (Mahaguru tertawa)

Ini adalah sebuah contoh, seperti cinta pun hanya sementara. Namun supaya umat tidak merasakan kehampaan dan kesedihan, dulu Sang Buddha juga mengatakan bahwa sunyata dan ada adalah sama, kita harus mengerti menyeimbangkan, menyelaraskan, kadang-kadang jika sadhaka terlalu mengejar popularitas dan keuntungan, pelankan langkah Anda; kadang-kadang jika sadhaka menganggap semua urusan adalah sunyata, lalu tidak melakukan apa-apa, tidak mengejar apa-apa! Tidur saja menunggu mati! Segala sesuatu adalah ilusi! Itu tidak benar.

Sadhaka harus mempunyai niat mengejar, percepat langkah Anda, sehingga di dalam Buddhadharma diterangkan tentang kebenaran duniawi dan kebenaran suci. Selama sadhaka hidup di dunia, Anda harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan melatih diri dengan sungguh-sungguh, manfaatkan waktu sebaik-baiknya agar tidak ada keresahan dalam hidup Anda, jangan sampai terserang depresi, juga jangan sampai terserang stress.

Sang Buddha menjelaskan tentang Madyamika (pandangan tengah), walaupun bukan menjelaskan tentang hal ini, namun, kita mengambil jalan tengah di antara keduanya, yaitu di antara "ada dan "sunyata, kita ambil jalan tengah, yang layak kita dapatkan kita dapatkan; yang tidak layak kita dapatkan jangan paksakan kehendak, kalau tidak terkejar, sudahlah.

Mahaguru menghendaki Sadhaka harus hidup dengan indah sepanjang hidupnya, yang layak didapatkan tetap harus didapatkan, tidak layak didapatkan jangan memaksakan kehendak, bila Anda memaksakan kehendak, berkah Anda akan dipotong. Sadhaka harus menyeimbangkan di antara ada dan sunyata. Terlalu condong ke cinta, Anda harus ingat bahwa tingkat kesegarannya hanya setahun saja. Makanya, mengapa aktris-aktris cantik kemudian bercerai, masalahnya adalah tingkat kesegaran; aktor-aktor ganteng juga meninggalkan aktris-aktris cantik, mengapa? Tingkat kesegaran.

Pertanyaan kedua adalah pertanyaan yang diajukan oleh seorang saudari se-Dharma, pernah disebutkan di dalam buku saya yang dulu, harus kembali ke Mahapadminiloka, datang dan pergi, pergi dan datang, sebenarnya tidak pergi dan tidak datang. Karena Dharmakaya tidak bergerak, tidak datang maupun pergi, hanya Nirmanakaya yang datang dan pergi, sebenarnya pergi dan datang sama halnya dengan tidak pergi dan tidak datang.

Mahaguru juga pernah menegaskan setiap tempat ibadah Zhenfozong bahwa dalam hal perselisihan antar manusia, camkan baik-baik bahwa sama sekali tidak ada masalah. Coba dipikir-pikir, Mahaguru menjelaskan sunyata dan ilusi, misalnya kita bermimpi pada malam hari, di dalam mimpi Anda dibantai orang lain, memangnya Anda masih bisa membenci orang-orang yang membantai Anda? Begitu Anda bangun pada pagi hari, oh! Ternyata mimpi, sudahlah. Anda juga tidak akan menyalahkan orang-orang yang mencelakai Anda di dalam mimpi.

Manusia hidup ibarat sebuah mimpi, kita jangan menyalahkan siapapun, antara sesama umat harus saling menghargai waktu kebersamaan kita, sebab berharga sekali! Jangan membenci orang lain atau menyalahkan orang lain, yang terpenting adalah mengoreksi diri sendiri, melatih diri harus kita lakukan sendiri, Tidak bisa digantikan.

Melatih diri itu siapa yang melatih, siapa pula yang mendapatkan hasilnya. Guru Dhara melatih diri, Guru Dhara mendapatkan hasilnya. Mahaguru melatih diri, Mahaguru mendapatkan hasilnya, tidak mungkin Mahaguru melatih diri, Guru Dhara yang mendapatkan hasilnya, atau siapa yang manis, saya berikan padanya, mustahil! Melatih diri dilakukan diri sendiri, baru muncul ungkapan yang mengatakan: kakek melatih kakek mendapatkan, nenek melatih nenek mendapatkan. Kita harus melatih diri sendiri, menyeimbangkan diri sendiri, dan hidup harmonis dengan semua orang.
Jika Vihara  atau cetiya manapun demikian, diperluas menjadi demi kedamaian bumi, seorang sadhaka memang seharusnya demikian. Jika di tempat melatih diri pun masih ada perselisihan antar manusia, artinya sifat dan kebiasaannya masih ada, sifat dan kebiasaannya tidak diseimbangkan, kalau begitu harus diseimbangkan perlahan-lahan!


Om Mani Padme Hum

Monday, March 16, 2015

Tolong jangan salahkan orang lain !


Seorang dokter setelah menerima sebuah panggilan telphone, dengan sangat cepat dan terburu - buru mengenakan baju operasi dan menuju ke ruangan gawat darurat disebuah rumah sakit, ayah dari seorang anak laki - laki dengan tangisan yang tak terkontrol berkata "kenapa kamu begitu terlambat datangnya? Kenapa sedikitpun rasa tanggung jawab tak ada?"

Sang dokter dengan senyum datar mengatakan "mohon maaf, tadi saya tak berada dirumah sakit, begitu menerima telp langsung bergegas kemari, tolong tenang sedikit"

"Tenang? Kalau saja yang terbaring di dalam ruangan operasi itu adalah anakmu apakah kamu masih bisa tenang? Kalau sekarang ini anak anda meninggal dunia, apa yang akan kamu lakukan? " kata ayah sang anak itu dengan marahnya.

Sang dokter pun dengan senyum simpul menjawab : "saya akan menjapa AMITOFO , kita berasal dari tanah, dan akan kembali menjadi tanah, sebaiknya anda berdoa demi anak anda!"

Ayah sang anak dengan marah menjawab : "saat seseorang tidak mempedulikan hidup mati seseorang, baru bisa berkata demikian"

setelah beberapa jam, operasi dengan lancar dilaksanakan... dokter dengan gembira keluar dari ruang operasi, terhadap ayah anak itu berkata : "terima kasih kepada langit dan bumi, anakmu bisa ditolong !" Tanpa menunggu ayah anak itu menjawab, dokter itu dengan terburu-buru berlalu dengan mengatakan "kalau ada masalah, bisa bertanya pada perawat".

"Bagaimana bisa dia bersikap kasar seperti itu? Hanya butuh beberapa menit saja saya ingin bertanya keadaan anak saya apa, tidak bisa menunggu ?" Ujar sang ayah anak itu kepada perawat.

Mendadak dari mata si perawat menetes air mata : "anaknya kemarin meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, saat kami memanggilnya kemari untuk meng-operasi anak anda, dia dalam perjalanan ke rumah duka, sekarang dia bergegas kembali ke sana guna menyelesaikan upacara pemakaman anaknya"

Apa yang terjadi di kehidupan orang lain, apakah mereka sedang menghadapi kesusahan dan kesulitan apa, sedang berdiri di mana, mungkin saja anda pun tak tahu, apa yang anda lihat hanya dari tampak luar saja. Cobalah lihat dari sudut pandang yang berbeda, anda akan menemukan, bahwa di dunia ini anda bukan satu2nya protagonis.

Ribuan manusia ribuan pula macamnya, setiap orang memilik kisah yang berbeda, dan mereka menjadi peran protagonis dari tiap kisah mereka, tak peduli kisah hidup yang biasa atau istimewa, semua orang memiliki pengalaman yang berbeda dari kisah mereka entah baik buruk sedih ataupun bahagia. Hidup manusia tidak kekal adanya...  setiap orang memeliki air mata kesedihannya masing-masing, belajarlah menghargai dan mengasihi orang lain, belajarlah menghargai orang lain.

Jangan dengan mudahnya mempersalahkan orang lain, karna kebijaksanaan kita tidak cukup, untuk mengetahui keadaan kehidupan orang lain, untuk mengetahui susah senangnya kehidupan orang lain. Setiap orang memiliki posisi berdiri yang berbeda, dalam lingkungan yang berbeda pula, sangat susah untuk mengerti perasaan orang lain. Jadi janganlah kita dengan sembrono membabi buta menilai dan mempersalahkan orang lain, karna ini bisa menyakiti orang lain.

Beranjak dari  kata "fenomena", kita bisa belajar melepaskan dan tak melekat, baru bisa dikatakan sebagai seorang sadhaka yang sebenarnya mampu melihat dan mengerti. Seperti kita, brapa banyak orang yang tahu kesedihan dan penderitaan kita, baru mwngerti di kehidupan mereka juga ada hal seperti itu. 

Seorang yang bener2 terpelajar, menggunakan "hati welas asih dan mwngayomi" untuk keberhasilan orang lain, sebenarnya juga merupakan keberhasilan diri sendiri. (Artikel baik untuk dibagi di internet).

Friday, March 13, 2015

Apa Manfaat Mahanamaskara

Apa Manfaat Mahanamaskara


Ada pernah seorang siswa yang bertanya kepada Mahaguru :
"Orang Tibet dari kampung halaman sendiri pergi ke Lasha untuk Berdharmayatra ke Vihara Jokhang dan Vihara Ramoche, tiap tiga langkah satu kali namaskara, apa manfaatnya ?"

Mahaguru menjawab : Tiga langkah satu kali namaskara yang dilakukan orang Tibet, sujud mereka adalah Mahanamaskara sekujur tubuh menyentuh tanah, ada perbedaan dengan namaskara ala Tiongkok. 

Yang awal adalah sekujur tubuh menyentuh bumi ( Namaskara menyeluruh ) Yang belakangan lagi adalah sujud dengan membungkukkan badan ( namaskara separuh )

Mahanamaskara Tantra Tibet termasuk yang awal.

Sebagian besar orang Tibet dalam melakukan Mahanamaskara ada yang saat Berdharmayatra ke Vihara Agung, ada juga yang melakukannya saat Berdharmayatra ke Gunung Yang Disucikan, ada juga yang Berdharmayatra ke Danau Suci, berparadaksina pada Vihara, pada Stupa , pada Gunung dan pada Danau.

Manfaatnya adalah : 

。Mengokohkan ketetapan hati dan usaha dalam bhavana.
。Memperoleh sumber daya bagi bhavana.
。Memahami berharganya kelahiran sebagai manusia.
。Melatih fisik.
。Menghentikan kejahatan, melakukan kebajikan.
。Melatih konsentrasi.
。Menaklukkan kesombongan diri.
。Menjalin afinitas Buddha.
。Dan lain sebagainya.


Yang paling penting dari Mahaamaskara adalah melatih konsentrasi dan menaklukkan kesombongan diri.

Sebab saat melakukan Mahanamaskara, konsentrasi ada pada kepala, tangan , kaki dan sekujur tubuh. Saat gerakan selaras, maka tidak akan mudah timbul pikiran kacau, tiada pikiran kacau adalah satu hati.

Selain itu, sekujur tubuh sadhaka menyentuh bumi, menempatkan tubuh di bawah, diri sendiri menjunjung langit dan memeluk bumi, merupakan wujud penghormatan tertinggi, dengan demikian kesombongan sirna.

Pembinaan hati kita para sadhaka, yang terutama adalah untuk menyingkirkan lobha, dosa, moha, keraguan dan kesombongan.

Jika keangkuhan tidak disingkirkan, timbul kesombongan yang kita tahu dapat menyebabkan kelahiran di alam asura, akan menimbulkan niat untuk bertikai, dan pertikaian secara tidak disadari akan merubah kita menjadi mara.

Kiat mahaguru dari Mahanasmakara adalah saat Mahaguru melakukan Mahanamaskara sambil melafal : 
Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus. 

Dalam hati mengucapkan : 
Di hadapan adalah Nirmanakaya Amitabha Buddha yang tak terhingga banyaknya, semua muncul di angkasa di hadapan.

Demikianlah satu namaskara, 
sama dengan telah melafal Nama Agung Buddha tak terhingga banyaknya,
sama dengan telah bernamaskara pada Buddha tak terhingga banyaknya.

Dengan demikian :
Sumber daya tak terhingga.
Kebajikan tak terhingga.

Ada sebuah cerita :
Istir berkata : "Kita telah menikah bertahun-tahun, namun kamu tidak pernah mengatakan hal-hal yang baik kepadaku, namun semua kekuranganku telah kau ucapkan semua, tapi setidaknya kamu juga harus mengungkapkan beberapa kelebihanku !"

Suaminya menjawab : "Selain kekurangan, berarti yang tersisa itulah kelebihan !"

Istirnya mengatakan : "Oleh karena itu ungkapkanlah ! Apa kelebihanku !"

Suaminya menjawab : "Aduh... kalau begitu apa lagi yang bisa diungkapkan ?"

Maksud saya adalah : 
Seorang sadhaka, banyak-banyaklah melakukan Mahanamaskara dan kurangilah pembicaraan yang tidak bermanfaat.

Om Mani Padme Hum

Bersyukur pada Empat Sosok Ibu

Bersyukur pada Empat Sosok Ibu
Oleh : Vajra Acarya Guru Rinphoce Lian Shen

Beberapa hari lalu adalah Hari Ibu, Mahaguru pernah berkata bahwa  sesungguhnya, perintis Zhenfozong yang sesungguhnya bukan Mahaguru, Mahaguru tidak berani unjuk gigi bahwa Mahaguru adalah perintis Zhenfozong, dan 5 juta siswa muncul juga berkat Mahaguru. Hari ini kita patut bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu yang dulu pernah menuntun Mahaguru. Mahaguru teringat dulu, kalau bukan Yaochi Jinmu yang membuka mata batin Mahaguru, kemudian Beliau membawa Mahaguru menjelajahi dan melihat kehidupan lampau Mahaguru, melihat Padmakumara, serta melihat Mahapadminiloka, kemudian memberikan Mahaguru kekuatan yang tak berwujud, maka Zhenfozong tidak mungkin ada sama sekali.

Jadi, ibu yang sebenarnya ada di surga, yaitu Y.M. Yaochi Jinmu. Sampai hari ini, Mahaguru masih sangat bersyukur pada-Nya, tiada hari tanpa menyebut nama-Nya. Setiap hari Mahaguru bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu. Jadi dalam menyambut Hari Ibu, Y.M. Yaochi Jinmu adalah orang pertama yang patut kita bersyukur.

Selanjutnya, karena jodoh dari Y.M. Yaochi Jinmu-lah, Mahaguru mulai belajar Buddhadharma, terima kasih pada Avalokitesvara Bodhisattva yang pertama kali menampakkan diri, Beliau adalah Bodhisattva pertama yang Mahaguru persemayamkan. Avalokitesvara Bodhisattva tampil dalam wujud wanita, wujud seorang ibu. Di buku-buku lama Mahaguru, Mahaguru pernah menulis bahwa Avalokitesvara Bodhisattva yang satu
itu dijual di toko buku Yishi di Plaza Zonghe, Taichung. Botol labu di tangan Avalokitesvara
Bodhisattva telah patah, Mahaguru pun menggantungkan seutas japamala di tangan-Nya.
Setelah Mahaguru beli dan bawa pulang, waktu itu Mahaguru masih tidak mengerti fengshui, juga tidak mengerti bagaimana mempersemayamkannya, Mahaguru pun membuka jendela, lalu Mahaguru meletakkan Avalokitesvara Bodhisattva di dalam celah jendela, saya taruh sebuah hiolo, malam pertama Ia pun menampakkan diri.

Jadi, sosok ibu yang kedua yang patut syukur’I dan berterima kasih adalah Avalokitesvara Bodhisattva.
Suatu kali Mahaguru mengalami kecelakaan saat sedang bersepeda, saya ditabrak oleh sebuah mobil, tubuh Mahaguru melayang dan jatuh ke tanah, ibarat kapas yang jatuh ke tanah, dan anehnya sekujur tubuh Mahaguru tidak terluka, sepulangnya, Mahaguru melihat retakan di sekujur tubuh rupang keramik Avalokitesvara Bodhisattva yang Mahaguru beli pertama kali. Sekarang pratima ini disemayamkan di Vihara Lei Tsang Taiwan.

Jadi, budi besar sulit sekali dibalas, Avalokitesvara Bodhisattva yang terbuat dari keramik yang berwarna agak kekuningan itu telah menyelamatkan jiwa Mahaguru, retakan timbul di seluruh tubuh keramik-Nya, sementara Mahaguru sendiri tidak apa-apa, oleh karena itu, budi ini sangat besar.

Sosok ibu yang ketiga yang patut kita syukur’I dan berterima kasih adalah ibu Mahaguru, kalau Beliau tidak melahirkan Mahaguru, Mahaguru juga tidak akan bertemu dengan Y.M. Yaochi Jinmu, tempat pertama Mahaguru harus bersyukur, juga tidak mungkin bertemu dengan Avalokitesvara Bodhisattva.

Karena ketelitian Ibu Mahaguru, Mahaguru baru bisa lebih terarah di sekolah. Dulu Mahaguru pernah bercerita bahwa pada saat musim dingin, Beliau menggunakan sweater lama, lalu bagian tangan dan lehernya digunting, tinggal bagian tengah atau bagian badan saja.

Ketika kami masih anak-anak, kami tidur memakai sweater lama tersebut. Sweater lama itu diikat menutupi pusar, sehingga bagaimanapun kami membalikkan badan, tetap tidak bisa lepas dari sweater lama itu, kami tumbuh dewasa berkat sweater lama itu, inilah ketelitian ibu Mahaguru dalam merawat anak-anaknya.

Sejak ibu Mahaguru menganut Agama Buddha, Beliau sangat serius dan tidak pernah berhenti mengerjakan PR. Setiap pagi Mahaguru masuk kantor di Zhenfo Miyuan, Beliau pasti duduk di sana mengerjakan PR. Mahaguru mewariskan kebiasaan dari ibu Mahaguru, jadi Mahaguru juga mengerjakan PR setiap hari, bahkan selama berwisata pun, orang lain pukul 7 baru bangun tidur setelah diberi morning call, Mahaguru pukul 6 pagi pasti bangun, lalu melakukan PR selama sejam, demikian setiap hari, bahkan saat berwisata pun demikian.

Keempat, kita harus bersyukur pada Guru Dhara. Sebab ia menyiapkan makan siang setiap hari, enak atau tidak enak, harus habis. Sekalipun ia keluar rumah, ia juga akan meninggalkan sayuran dan nasi untuk Mahaguru, dan meminta Mahaguru memanaskannya untuk dijadikan makan siang, sepulangnya ia akan periksa.
Sepulangnya ia akan melirik sebentar panci nasi dan sayuran, berarti Mahaguru benar-benar makan di rumah, bukan mencuri makanan di luar, ia akan periksa dengan sangat teliti, singkat kata persis menyerupai ibu Mahaguru, terlalu teliti.

Kita harus bersyukur padanya, ia telah merawat Mahaguru dengan teliti, sehingga Mahaguru berjalan di jalan yang benar.

Ia juga sangat bijaksana, ia nomor satu dalam melihat kemampuan orang lain, instingnya sangat bagus, sekali ia melihat seseorang, ia segera tahu apa yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut, singkat kata ia adalah utusan dari ibu Mahaguru, utusan dari Avalokitesvara Bodhisattva, dan utusan dari Yaochi Jinmu.
Pada saat yang bersamaan, di sini mari Kami merestui ibu-ibu di seluruh dunia, Selamat Hari Ibu! Ibu-ibu di seluruh dunia, semoga sehat selalu! Ibu-ibu di seluruh dunia, semoga memiliki keyakinan yang teguh!

Mahaguru menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, ibu Mahaguru, dan Guru Dhara sampai selamanya. Begitupula dengan kita semua. Kita harus bisa menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, Ibu Mahaguru, Guru Dhara ditambah tak kala pentingnya adalah Ibu masing-masing. Nilai perjuangan seorang Ibu untuk anak amat sangat istimewa maka di hari Ibu ini mari kita semua mendoakan Ibu kita untuk sehat selalu, panjang umur dan mendapatkan kebahagian selalu begitupula juga untuk seluruh Ibu-Ibu di seluruh dunia.

Semoga Ibu selalu berbahagia..
Om Mani Padme Hum


Tuesday, March 10, 2015

Intisari Sadhana Dhuma Puja

Intisari Sadhana Dhuma Puja
【煙供法要訣】

Oleh Vajra Acharya Sakya Lian Ming
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu
Sumber: blog.yam.com.

Sembahsujud kepada Mula Guru Silsilah, sembahsujud kepada para Guru Leluhur Silsilah, sembahsujud kepada Yidam Ritual Namo Maha Maitri Maha Karuna Avalokitesvara Bodhisatva, sembahsujud kepada para Budha dan Bodhisatva di mandala, semua Dharmapala Vajra, Dharmapala Dewa Naga, semua Dewa Dharmapala. Para biksu lhama, pandita, para saudara sedharma dan dermawan, selamat sore semuanya.

Selamat Tahun Baru, semoga sehat walafiat. Hari ini kita telah melaksanakan Upacara Dharma musim semi untuk penyeberangan bardo, santika, paustika, wasikarana Avalokitesvara Bodhisatva, semoga Avalokitesvara Bodhisatva mengadhistana menurunkan berkah bagi saudara sekalian, tahun yang baru damai sejahtera dan manggala!

Tadi malam telah berjanji akan mengulas tentang Sadhana Dhuma Puja (Persembahan Asap) pada upacara hari ini, sebelum mengulas tentang Dhuma Puja, ada beberapa poin penting yang harus dijelaskan. Melakukan Sadhana Dhuma Puja harus abhiseka, ini sangat penting, tanpa abhiseka tidak boleh melakukannya, hanya boleh mendengarkan, Vihara Vajragarbha Bai Yun bisa mengirimkan selembar daftar nama beserta dana persembahan memohon abhiseka jarak jauh. Sadhana Dhuma Puja dengan puja pada umumnya ada perbedaan. Sebelum membahas tentang sadhana awal, sadhana inti dan sadhana akhir dari Dhuma Puja, harus terlebih dahulu membahas tentang poin-poin penting.
Poin penting pertama: Waktu sadhana dalam Dhuma Puja sangat penting, Mula Guru telah membagi waktunya yaitu pagi jam 5 sampai jam 9 memberi puja bagi para Budha Bodhisatva dan para Dewa. Malam jam 5 sampai jam 9 memberi puja bagi penagih hutang karma dan roh penjerat diri sendiri. Perlu terlebih dahulu dijelaskan asal-usulnya, berdasarkan catatan dalam Sutra Budha, Budha menetapkan 4 waktu, kebiasaan yang diciptakan oleh Budha Sakyamuni. Pagi jam 5 sampai jam 7 adalah waktu puja bagi Brahma dan para Dewa, siang jam 11 sampai sore jam 1 adalah waktu untuk puja bagi Budha, sore jam 5 sampai jam 7 adalah waktu untuk puja bagi hantu (鬼神), malam jam 11 sampai jam 1 adalah waktu puja bagi roh-roh (精靈). Waktu untuk Sadhana Dhuma Puja sangat penting, Shizun tahu Anda sekalian harus bekerja, jadi dengan sangat welas asih waktu untuk puja bagi Budha diperpanjang dari jam 5 sampai jam 7 menjadi jam 5 sampai jam 9, sehingga waktu puja bagi Budha digabung jadi satu, juga waktu jam 5 sampai jam 7 diperpanjang, demi kemudahan bagi banyak sadhaka agar mempunyai lingkungan yang lebih baik. Ini adalah kemudahan yang diberikan dengan welas asih oleh Mula Guru, jadi saudara sekalian harus berterima kasih kepada Mula Guru yang welas asih.

Dengan cara yang sama waktu Sadhana Dhuma Puja malam hari diperpanjang dari sore jam 5 sampai jam 7 menjadi sore jam 5 sampai jam 9. Banyak orang menulis surat ke Seattle bertanya pada Mula Guru, seandainya karena alasan pekerjaan, apakah boleh melakukan Puja Asap setelah lewat dari jam 9 malam? Mula Guru sangat welas asih menjawab kalau karena pekerjaan, samasekali tidak bisa melakukan sadhana Puja Asap pada jam 9 malam, boleh dilakukan malam sebelum jam 11. Ini adalah kemudahan lain yang diberikan dengan welas asih oleh Mula Guru, jadi saudara sekalian mesti bertepuk tangan lagi untuk berterima kasih kepada welas asih Mula Guru. Akan tetapi melakukan Dhuma Puja pada jam 9 sampai jam 11 malam harus ditambahkan dengan pemercikan air suci dan simabandana, poin ini juga sangat penting, karena waktu relatif agak malam. Jadi poin pertama yang harus diperhatikan adalah waktu.

Poin penting kedua: Yang harus diperhatikan adalah Dhuma Puja adalah sadhana yang dilakukan sendiri, bukan sadhana yang dilakukan bersama, adalah sadhana yang dilakukan demi diri sendiri, tidak boleh mewakili orang lain melakukannya, juga tidak boleh diparinamanakan kepada orang lain. Karena penagih hutang karma sendiri tidak bisa menjadi penagih hutang karma orang lain. Sadhana Dhuma Puja bagi para Budha di pagi hari boleh dilakukan bersama-sama. Misalnya Vihara Vajragarbha Bai Yun melakukan Dhuma Puja bagi para Budha secara bersama-sama, karena para Budha yang dirangkum dalam sadhana adalah para Budha Bodhisatva di mandala, jadi boleh melakukan sadhana bersama. Namun kalau Dhuma Puja malam yang ditujukan kepada penagih hutang karma sendiri, tidak boleh sadhana bersama, karena lawan adalah penagih hutang karma masing-masing, jadi tidak boleh dilakukan sadhana bersama. Namun misalnya ada orang yang baru bersarana, tidak memahami sadhana Dhuma Puja, maka boleh diselenggarakan sadhana Dhuma Puja di vihara vajragarbha, karena demi memudahkan Anda sekalian belajar, ada satu poin yang harus diperhatikan, dalam sadhana bersama setiap orang harus memiliki tungku dhuma dan pagoda dhuma masing-masing, dibakar-persembahkan untuk penagih hutang karma masing-masing.

Poin penting ketiga: Seandainya melakukan sadhana Dhuma Puja untuk para Budha Bodhisatva, tungku dhuma dan bubuk dhuma boleh diletakkan di atas mandala. Tetapi kalau melakukan Dhuma Puja untuk penagih hutang karma sendiri, tungku dhuma dan bubuk dhuma harus diletakkan di luar jendela atau di luar pintu, agar asap dapat pergi keluar. Misalnya Vajragarbha Bai Yun meletakkan tungku dhuma di luar pintu, agar asap bisa keluar, tungku dhuma di luar seperti itu para peserta menghadap keluar, boleh dilakukan menghadap tungku dhuma, juga boleh dilakukan menghadap mandala, tidak ada perbedaannya, karena pada saat Anda bersadhana, pada saat melakukan visualisasi mata ditutup.

Poin penting ke empat: Melatih sadhana Dhuma Puja mempunyai kekuatan untuk mengubah penagih hutang karma dan roh penjerat menjadi roh pelindung dan mereka yang berafinitas baik dg kita. Sebenarnya apa perbedaan penagih hutang karma dan roh penjerat? Sesungguhnya sangat besar perbedaannya. Sederhananya adalah roh penjerat adalah dari alam roh, misalnya dewa dan hantu, contohnya roh janin, janin yang telah digugurkan ibunya, janin berubah menjadi roh yang menjerat tubuh ibunya, inilah roh penjerat, roh yang menjerat tubuh manusia. Sedangkan penagih hutang karma bisa berupa manusia, misalnya pasangan, anak, orang tua, atasan, rekan kerja, teman-teman, orang yang tidak suka dengan Anda, semua bisa menjadi penagih hutang karma Anda. Melakukan sadhana Dhuma Puja adalah suatu metode agar roh penjerat dan penagih hutang karma berubah dari ingin mencelakakan Anda menjadi menolong Anda, jadi sangat bagus dan berkemudahan.
Ada satu poin yang sering menjadi kesalahan orang dalam sadhana Dhuma Puja, yaitu ada suatu mindset yang salah, banyak orang akan mengharapkan penagih hutang karma langsung pergi setelah menerima persembahan, jangan kembali lagi, pikiran seperti ini sebenarnya tidak benar, harus difahami bahwa mereka bisa menjadi roh penjerat dan penagih hutang karma Anda itu karena Anda terlebih dahulu berhutang pada mereka, bukan mereka berhutang pada Anda, adalah kita sendiri yang berhutang pada mereka, maka baru mereka merasa benci dan dendam, bukan mereka berhutang pada Anda, jadi kita harus memiliki pikiran yang memohon pertobatan dan permintaan maaf dalam melakukan Dhuma Puja, baru akan mendapatkan maaf dari mereka, dari benci dan dendam berubah menjadi menolong Anda.

Empat poin di atas adalah hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan Dhuma Puja. Dalam tatacara Sadhana Dhuma Puja, ada beberapa poin penting yang harus dilengkapi, sebelum menjapa mantra, sebelum melaksanakan persembahan, ada dua visualisasi yang sangat penting.
Visualisasi pertama: Harus memvisualisasikan orang yang sangat-sangat-sangat Anda tidak suka tampil di depan Anda, lalu dengan sangat tulus berbicara padanya, saya memaafkan semua kesalahan yang anda perbuat pada saya. Harus difahami satu sebab yang sangat penting, seandainya Anda sendiri tidak mampu memaafkan orang yang paling Anda benci, Anda juga tidak bisa memohon penagih hutang karma Anda memaafkan Anda, ini adalah prinsip yang sangat mendasar. Jadi harus memvisualisasikan orang yang tidak kita suka muncul keluar, kemudian visualisasikan bagaimana dia telah memperlakukan kita dengan tidak baik, kemudian memeluk memaafkan dia, dengan pikiran yang telah memaafkan orang lain kita melakukan Sadhana Dhuma Puja, maka baru pelan-pelan akan dapat menggugah hati penagih hutang karma untuk memaafkan kita.

Visualisasi kedua: Tidak semua dari roh penjerat dan penagih hutang karma itu mempunyai tubuh yang sehat, roh penjerat sendiri adalah hantu, maka ia juga mungkin berpenyakit, mereka terus saja melilit di tubuh kita, maka dengan sendirinya tubuh kita juga akan berpenyakit. Jadi adalah sangat penting memvisualisasikan keluar penagih hutang karma dan roh penjerat kita sebagai berpenyakit, seperti putus kepala, putus tangan, putus kaki, berdarah di seluruh tubuh, kemudian memohon Avalokitesvara Bodhisatva memancarkan Cahaya Putih menyinari mereka, menyembuhkan penyakit mereka, agar mereka sembuh, setiap satu dari mereka menjadi sempurna, sangat sehat. Dengan tubuh mereka yang tidak berpenyakit lagi, maka hati mereka akan senang menolong Anda. Jadi harus dengam hati penuh maaf mentransformasikan mereka, lalu diikuti dengan memohon Budha Bodhisatva melepaskan Cahaya mengadhistana mereka agar penyakit di tubuh mereka dapat disembuhkan, jadi setelah penyakit mereka sembuh, baru dapat menggunakan pakaian, makanan, tempat tinggal dan kendaraan untuk dipersembahkan bagi mereka, maka akan sempurna.
Di atas itu adalah persiapan dalam melakukan Dhuma Puja. Sekarang dibahas mengenai poin penting sadhana inti, di Vajragarbha Bai Yun terdapat banyak sekali bubuk dhuma yang memudahkan saudara sekalian membelinya, maka kita tidak perlu lagi membuat bubuk dhuma. Pada saat Mula Guru mentransmisikan Sadhana Dhuma Puja, Ia telah banyak membabarkan, disini tidak perlu lagi diulang pembahasan tentang sadhana inti. Sekarang yang dibahas adalah yang belum pernah Shizun bahas. Pada saat penjapaan mantra. Om. Ah. Hum. Lang. Yang. Kang. Mantra Enam Huruf ini: Om Ah Hum berarti agar persembahan menjangkau tempat seluas tiada batas seperti Alam Semesta . Lang Yang Kang adalah membakar semua bahan persembahan menjadi abu, lalu dengan angin mengirimkan bahan persembahan sampai ke setiap sudut untuk dipersembahkan kepada para Budha Bodhisatva dan roh penjerat dan penagih hutang karma. Om Ah Hum Lang Yang Kang boleh dijapa sebanyak 21 kali, kemudian baru membentuk mudra Garuda dan bervisualisasi. Pada saat kita melakukan visualisasi makanan, pakaian, rumah dan kendaraan, harus menjapa pelan-pelan dalam hati Om Ah Hum Lang Yang Kang.

Karena terkadang visualisasi terdapat kekurangan dan tidak jelas, maka japalah Om Ah Hum Lang Yang Kang, ini akan dapat mengubah visualisasi menjadi sempurna. Pengundangan juga penting: Harus mengundang Garuda. Perhatikan bahan persembahan: 1. Pakaian; 2. Makanan; paling penting bagi dewa dan hantu. Pakaian: topi, baju, celana, pakaian dalam, sepatu dan kaos kaki, kosmetik wanita, lipstick, parfum, dll. Makanan: Tidak perlu terlalu banyak, satu dua jenis sudah cukup. Pelan-pelan akan tahu penagih hutang karma suka makan apa. Tempat tinggal: rumah. Kendaraan: mobil. Pelimpahan jasa: adalah yang paling penting. Pelimpahan jasa/parinamana yang baik dapat menggugah hati penagih hutang karma. Mula Guru pernah berkata boleh menggunakan bahasa sehari-hari.

Poin penting Pelimpahan jasa: 
  1.  Boleh mengatakan, kalian adalah penagih hutang karmaku, sekarang saya tahu keberadaan kalian, saya tahu dahulu saya telah melakukan banyak hal tidak baik pada kalian, saya tidak akan memohon kalian memaafkanku, akan tetapi sekarang yang dapat saya lakukan adalah persembahan bagi kalian yang sesuai dengan Dharma, seandainya jenis persembahanku ini tidak seharga luka yang kalian terima, saya rela kalian mengambil kembali apa yang pantas kalian dapatkan, termasuk nyawaku sendiri. (Jangan takut mereka akan mengambil nyawa, karena kalau bisa dari dulu sudah mati. Namun saat mengatakannya harus sangat tulus). Kalau dapat menghapuskan dendam kalian, saya akan sangat bahagia bisa mengembalikannya pada kalian.
  2. Tetapi saya tidak tahu apakah pada kehidupan yang akan datang saya masih tahu keberadaan kalian atau tidak, saya samasekali tidak tahu dalam kehidupan yang akan datang dapat melatih diri dengan baik, untuk terus dapat melakukan parinamana bagi kalian. Saya lebih tidak tahu lagi, apakah penagih hutang karma kalian di kehidupan yang akan datang, akan seperti saya memohon maaf dari kalian dan memaafkan kalian. Jadi saya berharap kita bersama-sama melatih diri dalam kehidupan kali ini, mohon kalian bantu saya, kita bersama-sama mencapai ke-Budha-an, bersama-sama mencapai Bodhi.
Setiap kali sadhana kita harus berparinamana dengan tulus seperti ini, pelan-pelan akan tergugah oleh ketulusan, maka penagih hutang karma akan berubah menjadi penolong kita. Jadi parinamana ini sangat penting.

Sekarang saudara sekalian seharusnya sudah sangat memahami sadhana awal, sadhana inti dan parinamana dari Dhuma Puja.

Disini saya mengucapkan semoga saudara sekalian sehat walafiat, segala urusan sesuai kehendak, segalanya manggala!


Om Mani Padme Hum.