Monday, March 23, 2015

Melatih Diri Sendiri Dan Hasilnya Untuk Diri Sendiri


(Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng Saat Kebaktian Rutin Hari Sabtu di Vihara Lei Tsang Taiwan pada tanggal 11 Agustus 2007)

Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye.
Guru Dhara, Para Acarya, Para Lama, Dharmacarya, Pandita Dharmaduta, para umat. Salam sejahtera! 

Mujizat Vijnana, sebuah Mujizat yang masih harus menunggu beratus-ratus ribu tahun lagi, menunggu Maitreya Bodhisattva menitis di dunia dan mengembangkannya, Hari ini jika Maitreya Bodhisattva menitis di dunia, Ia menjelmakan Mujizat Vijnana, menerangi tubuh setiap manusia, membuka hati setiap manusia, seluruh kesadaran dihapus, berubah menjadi kebijaksanaan, mencapai kebuddhaan, dalam sekejap semua orang melihat sifat Buddha, menghentikan kerisauan, seluruh sifat dan kebiasaan buruk, dan rintangan pengetahuan, lalu mencapai keberhasilan dalam sekejap.

Dalam hubungan antar manusia, kita harus bijaksana. Di dalam vihara, yang terpenting dalam hubungan antar manusia adalah keramahan, bukankah melatih diri adalah melatih hati, Anda semua harus berkepala dingin, siapapun tidak boleh menyalahkan orang, semua adalah karma sendiri. Jika kita punya sopan santun, orang lain pun akan sopan terhadap kita.

Kadang-kadang, karma itu diciptakan sendiri, ada yang berwujud, ada yang tidak berwujud, kadang-kadang tiba-tiba terjadi, semuanya termasuk karma sendiri, semua ini harus ditanggung sendiri. Sadhaka seharusnya menjaga ketenangan hatinya, bagus kalau ada, tidak ada juga bagus. Kadang-kadang dimarahi orang lain, kalau Anda bersalah, ubah perilaku Anda, kalau Anda tidak bersalah, Anda juga jangan membenci, jangan mengeluh, berusaha mengoreksi diri sendiri, itulah melatih diri.
Dalam berSadhana, Sadhana Adinata sangat penting, Sadhana Guruyoga juga sangat penting, asalkan sadhaka dapat kontak batin dengan Adinata, pasti bisa terlahir di alam suci, sampai di alam suci, kerisauan pun akan hilang dengan sendirinya, rintangan pengetahuan juga sirna, kebiasaan buruk juga akan berhenti, pada saat itu kebuddhaan akan mudah dicapai.

Mahaguru telah menjelaskan begitu banyak Dharma, bahwa Sadhana Adinata sama sekali tidak boleh ditinggalkan. Siapa Adinata yang sadhaka rasakan paling berjodoh dan paling mudah mencapai kontak batin, tekuni baik-baik Sadhana Adinata tersebut, supaya diri sendiri mencapai kontak batin dengan Adinata, Adinata pun akan menyerap sadhaka ke tanah suci. Oleh karena itu biasanya kita sering mengatakan: Adinata menyerap, Guru memberkati, Dharmapala melindungi. Saat melakukan penyaluran jasa dalam sadhana, kita harus selalu memohon: kelak Adinata menyerap saya, Guru saya memberkati saya, Dharmapala saya melindungi saya, Tantrika harus selalu memohon seperti ini.
Mujizat "vijnana", "vijnana" sebagian besar menjelaskan tentang mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, dan akar pikiran (Alaya).

Itulah vijnana, ketika seseorang menyaksikan Alaya Vijnana di dalam samadhi, ia baru dianggap menemukan kebenaran; kemudian kesadaran yang tercemar di dalam kesadaran Alaya dibersihkan, barulah menjadi "kesadaran yang bersih, "kesadaran tanpa kotoran, inilah cara melatih kesadaran atau vijnana. Namun tidak semudah itu kita menghentikan mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran (akar pikiran). Dharma Vijnana tentu membutuhkan Maitreya Bodhisattva dan Asanga Bodhisattva kelak datang membantu para insan mencapai keberhasilan, semua kerisauan, rintangan pengetahuan, dan seluruh sifat dan kebiasaan dihentikan lewat mujizat vijnana.

Pernah suatu waktu sebelum kebaktian, Mahaguru jalan-jalan sebentar mengitari tembok yang mengelilingi Vihara Ling Shen Ching Tze, saya bertemu dengan dua orang umat yang mengajukan dua pertanyaan, umat pertama adalah Nona Chen yang berasal dari Vancouver, ia bertanya, "Mahaguru mengatakan bahwa semua urusan di dunia ini adalah ilusi."

Nona Chen belum melanjutkan pertanyaannya, ia merasa sangat sedih. Tetapi Mahaguru mengetahui kerisauan batinnnya dan menjawabnya: ada dua macam suasana hati. Pertama, karena semua urusan di dunia ini adalah ilusi, hati akan tenang, lalu melatih diri dengan sekuat tenaga. Karena sadhaka tahu bahwa urusan di dunia adalah ilusi, sehingga ia pun melatih diri dengan sepenuh hati, juga tidak mengharapkan apa-apa, tidak menetap di mana pun, dan ia pun bebas dari kerisauan. Kedua seperti yang dikatakan oleh Nona Chen, karena cinta juga tidak ada, semua yang dimilikinya tiba-tiba menjadi ilusi, karenanya ia sangat sedih.

Pernah ada sebuah negara menyelidiki bahwa tingkat kesegaran dari cinta tidak jauh berbeda dengan sayur-sayuran dan daging-dagingan. Tingkat kesegaran cinta hanya bertahan setahun. Setelah itu harus saling bersabar satu sama lain, semuanya adalah kesabaran. (Mahaguru tertawa)

Ini adalah sebuah contoh, seperti cinta pun hanya sementara. Namun supaya umat tidak merasakan kehampaan dan kesedihan, dulu Sang Buddha juga mengatakan bahwa sunyata dan ada adalah sama, kita harus mengerti menyeimbangkan, menyelaraskan, kadang-kadang jika sadhaka terlalu mengejar popularitas dan keuntungan, pelankan langkah Anda; kadang-kadang jika sadhaka menganggap semua urusan adalah sunyata, lalu tidak melakukan apa-apa, tidak mengejar apa-apa! Tidur saja menunggu mati! Segala sesuatu adalah ilusi! Itu tidak benar.

Sadhaka harus mempunyai niat mengejar, percepat langkah Anda, sehingga di dalam Buddhadharma diterangkan tentang kebenaran duniawi dan kebenaran suci. Selama sadhaka hidup di dunia, Anda harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan melatih diri dengan sungguh-sungguh, manfaatkan waktu sebaik-baiknya agar tidak ada keresahan dalam hidup Anda, jangan sampai terserang depresi, juga jangan sampai terserang stress.

Sang Buddha menjelaskan tentang Madyamika (pandangan tengah), walaupun bukan menjelaskan tentang hal ini, namun, kita mengambil jalan tengah di antara keduanya, yaitu di antara "ada dan "sunyata, kita ambil jalan tengah, yang layak kita dapatkan kita dapatkan; yang tidak layak kita dapatkan jangan paksakan kehendak, kalau tidak terkejar, sudahlah.

Mahaguru menghendaki Sadhaka harus hidup dengan indah sepanjang hidupnya, yang layak didapatkan tetap harus didapatkan, tidak layak didapatkan jangan memaksakan kehendak, bila Anda memaksakan kehendak, berkah Anda akan dipotong. Sadhaka harus menyeimbangkan di antara ada dan sunyata. Terlalu condong ke cinta, Anda harus ingat bahwa tingkat kesegarannya hanya setahun saja. Makanya, mengapa aktris-aktris cantik kemudian bercerai, masalahnya adalah tingkat kesegaran; aktor-aktor ganteng juga meninggalkan aktris-aktris cantik, mengapa? Tingkat kesegaran.

Pertanyaan kedua adalah pertanyaan yang diajukan oleh seorang saudari se-Dharma, pernah disebutkan di dalam buku saya yang dulu, harus kembali ke Mahapadminiloka, datang dan pergi, pergi dan datang, sebenarnya tidak pergi dan tidak datang. Karena Dharmakaya tidak bergerak, tidak datang maupun pergi, hanya Nirmanakaya yang datang dan pergi, sebenarnya pergi dan datang sama halnya dengan tidak pergi dan tidak datang.

Mahaguru juga pernah menegaskan setiap tempat ibadah Zhenfozong bahwa dalam hal perselisihan antar manusia, camkan baik-baik bahwa sama sekali tidak ada masalah. Coba dipikir-pikir, Mahaguru menjelaskan sunyata dan ilusi, misalnya kita bermimpi pada malam hari, di dalam mimpi Anda dibantai orang lain, memangnya Anda masih bisa membenci orang-orang yang membantai Anda? Begitu Anda bangun pada pagi hari, oh! Ternyata mimpi, sudahlah. Anda juga tidak akan menyalahkan orang-orang yang mencelakai Anda di dalam mimpi.

Manusia hidup ibarat sebuah mimpi, kita jangan menyalahkan siapapun, antara sesama umat harus saling menghargai waktu kebersamaan kita, sebab berharga sekali! Jangan membenci orang lain atau menyalahkan orang lain, yang terpenting adalah mengoreksi diri sendiri, melatih diri harus kita lakukan sendiri, Tidak bisa digantikan.

Melatih diri itu siapa yang melatih, siapa pula yang mendapatkan hasilnya. Guru Dhara melatih diri, Guru Dhara mendapatkan hasilnya. Mahaguru melatih diri, Mahaguru mendapatkan hasilnya, tidak mungkin Mahaguru melatih diri, Guru Dhara yang mendapatkan hasilnya, atau siapa yang manis, saya berikan padanya, mustahil! Melatih diri dilakukan diri sendiri, baru muncul ungkapan yang mengatakan: kakek melatih kakek mendapatkan, nenek melatih nenek mendapatkan. Kita harus melatih diri sendiri, menyeimbangkan diri sendiri, dan hidup harmonis dengan semua orang.
Jika Vihara  atau cetiya manapun demikian, diperluas menjadi demi kedamaian bumi, seorang sadhaka memang seharusnya demikian. Jika di tempat melatih diri pun masih ada perselisihan antar manusia, artinya sifat dan kebiasaannya masih ada, sifat dan kebiasaannya tidak diseimbangkan, kalau begitu harus diseimbangkan perlahan-lahan!


Om Mani Padme Hum

No comments:

Post a Comment