Bersyukur pada
Empat Sosok Ibu
Oleh : Vajra Acarya Guru Rinphoce
Lian Shen
Beberapa
hari lalu adalah Hari Ibu, Mahaguru pernah berkata bahwa sesungguhnya, perintis Zhenfozong yang
sesungguhnya bukan Mahaguru, Mahaguru tidak berani unjuk gigi bahwa Mahaguru adalah
perintis Zhenfozong, dan 5 juta siswa muncul juga berkat Mahaguru. Hari ini
kita patut bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu yang dulu pernah menuntun Mahaguru.
Mahaguru teringat dulu, kalau bukan Yaochi Jinmu yang membuka mata batin Mahaguru,
kemudian Beliau membawa Mahaguru menjelajahi dan melihat kehidupan lampau Mahaguru,
melihat Padmakumara, serta melihat Mahapadminiloka, kemudian memberikan Mahaguru
kekuatan yang tak berwujud, maka Zhenfozong tidak mungkin ada sama sekali.
Jadi,
ibu yang sebenarnya ada di surga, yaitu Y.M. Yaochi Jinmu. Sampai hari ini, Mahaguru
masih sangat bersyukur pada-Nya, tiada hari tanpa menyebut nama-Nya. Setiap
hari Mahaguru bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu. Jadi dalam menyambut Hari Ibu,
Y.M. Yaochi Jinmu adalah orang pertama yang patut kita bersyukur.
Selanjutnya,
karena jodoh dari Y.M. Yaochi Jinmu-lah, Mahaguru mulai belajar Buddhadharma,
terima kasih pada Avalokitesvara Bodhisattva yang pertama kali menampakkan
diri, Beliau adalah Bodhisattva pertama yang Mahaguru persemayamkan.
Avalokitesvara Bodhisattva tampil dalam wujud wanita, wujud seorang ibu. Di
buku-buku lama Mahaguru, Mahaguru pernah menulis bahwa Avalokitesvara
Bodhisattva yang satu
itu
dijual di toko buku Yishi di Plaza Zonghe, Taichung. Botol labu di tangan
Avalokitesvara
Bodhisattva
telah patah, Mahaguru pun menggantungkan seutas japamala di tangan-Nya.
Setelah
Mahaguru beli dan bawa pulang, waktu itu Mahaguru masih tidak mengerti
fengshui, juga tidak mengerti bagaimana mempersemayamkannya, Mahaguru pun
membuka jendela, lalu Mahaguru meletakkan Avalokitesvara Bodhisattva di dalam
celah jendela, saya taruh sebuah hiolo, malam pertama Ia pun menampakkan diri.
Jadi,
sosok ibu yang kedua yang patut syukur’I dan berterima kasih adalah
Avalokitesvara Bodhisattva.
Suatu
kali Mahaguru mengalami kecelakaan saat sedang bersepeda, saya ditabrak oleh
sebuah mobil, tubuh Mahaguru melayang dan jatuh ke tanah, ibarat kapas yang
jatuh ke tanah, dan anehnya sekujur tubuh Mahaguru tidak terluka, sepulangnya, Mahaguru
melihat retakan di sekujur tubuh rupang keramik Avalokitesvara Bodhisattva yang
Mahaguru beli pertama kali. Sekarang pratima ini disemayamkan di Vihara Lei
Tsang Taiwan.
Jadi,
budi besar sulit sekali dibalas, Avalokitesvara Bodhisattva yang terbuat dari
keramik yang berwarna agak kekuningan itu telah menyelamatkan jiwa Mahaguru,
retakan timbul di seluruh tubuh keramik-Nya, sementara Mahaguru sendiri tidak
apa-apa, oleh karena itu, budi ini sangat besar.
Sosok
ibu yang ketiga yang patut kita syukur’I dan berterima kasih adalah ibu Mahaguru,
kalau Beliau tidak melahirkan Mahaguru, Mahaguru juga tidak akan bertemu dengan
Y.M. Yaochi Jinmu, tempat pertama Mahaguru harus bersyukur, juga tidak mungkin
bertemu dengan Avalokitesvara Bodhisattva.
Karena
ketelitian Ibu Mahaguru, Mahaguru baru bisa lebih terarah di sekolah. Dulu Mahaguru
pernah bercerita bahwa pada saat musim dingin, Beliau menggunakan sweater lama,
lalu bagian tangan dan lehernya digunting, tinggal bagian tengah atau bagian
badan saja.
Ketika
kami masih anak-anak, kami tidur memakai sweater lama tersebut. Sweater lama
itu diikat menutupi pusar, sehingga bagaimanapun kami membalikkan badan, tetap
tidak bisa lepas dari sweater lama itu, kami tumbuh dewasa berkat sweater lama
itu, inilah ketelitian ibu Mahaguru dalam merawat anak-anaknya.
Sejak
ibu Mahaguru menganut Agama Buddha, Beliau sangat serius dan tidak pernah
berhenti mengerjakan PR. Setiap pagi Mahaguru masuk kantor di Zhenfo Miyuan,
Beliau pasti duduk di sana mengerjakan PR. Mahaguru mewariskan kebiasaan dari
ibu Mahaguru, jadi Mahaguru juga mengerjakan PR setiap hari, bahkan selama
berwisata pun, orang lain pukul 7 baru bangun tidur setelah diberi morning
call, Mahaguru pukul 6 pagi pasti bangun, lalu melakukan PR selama sejam,
demikian setiap hari, bahkan saat berwisata pun demikian.
Keempat,
kita harus bersyukur pada Guru Dhara. Sebab ia menyiapkan makan siang setiap
hari, enak atau tidak enak, harus habis. Sekalipun ia keluar rumah, ia juga
akan meninggalkan sayuran dan nasi untuk Mahaguru, dan meminta Mahaguru memanaskannya
untuk dijadikan makan siang, sepulangnya ia akan periksa.
Sepulangnya
ia akan melirik sebentar panci nasi dan sayuran, berarti Mahaguru benar-benar
makan di rumah, bukan mencuri makanan di luar, ia akan periksa dengan sangat
teliti, singkat kata persis menyerupai ibu Mahaguru, terlalu teliti.
Kita
harus bersyukur padanya, ia telah merawat Mahaguru dengan teliti, sehingga
Mahaguru berjalan di jalan yang benar.
Ia
juga sangat bijaksana, ia nomor satu dalam melihat kemampuan orang lain,
instingnya sangat bagus, sekali ia melihat seseorang, ia segera tahu apa yang
sedang dipikirkan oleh orang tersebut, singkat kata ia adalah utusan dari ibu Mahaguru,
utusan dari Avalokitesvara Bodhisattva, dan utusan dari Yaochi Jinmu.
Pada
saat yang bersamaan, di sini mari Kami merestui ibu-ibu di seluruh dunia,
Selamat Hari Ibu! Ibu-ibu di seluruh dunia, semoga sehat selalu! Ibu-ibu di
seluruh dunia, semoga memiliki keyakinan yang teguh!
Mahaguru
menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, ibu Mahaguru, dan
Guru Dhara sampai selamanya. Begitupula dengan kita semua. Kita harus bisa
menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, Ibu Mahaguru, Guru
Dhara ditambah tak kala pentingnya adalah Ibu masing-masing. Nilai perjuangan
seorang Ibu untuk anak amat sangat istimewa maka di hari Ibu ini mari kita
semua mendoakan Ibu kita untuk sehat selalu, panjang umur dan mendapatkan
kebahagian selalu begitupula juga untuk seluruh Ibu-Ibu di seluruh dunia.
Semoga
Ibu selalu berbahagia..
Om
Mani Padme Hum
No comments:
Post a Comment