Friday, March 13, 2015

Bersyukur pada Empat Sosok Ibu

Bersyukur pada Empat Sosok Ibu
Oleh : Vajra Acarya Guru Rinphoce Lian Shen

Beberapa hari lalu adalah Hari Ibu, Mahaguru pernah berkata bahwa  sesungguhnya, perintis Zhenfozong yang sesungguhnya bukan Mahaguru, Mahaguru tidak berani unjuk gigi bahwa Mahaguru adalah perintis Zhenfozong, dan 5 juta siswa muncul juga berkat Mahaguru. Hari ini kita patut bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu yang dulu pernah menuntun Mahaguru. Mahaguru teringat dulu, kalau bukan Yaochi Jinmu yang membuka mata batin Mahaguru, kemudian Beliau membawa Mahaguru menjelajahi dan melihat kehidupan lampau Mahaguru, melihat Padmakumara, serta melihat Mahapadminiloka, kemudian memberikan Mahaguru kekuatan yang tak berwujud, maka Zhenfozong tidak mungkin ada sama sekali.

Jadi, ibu yang sebenarnya ada di surga, yaitu Y.M. Yaochi Jinmu. Sampai hari ini, Mahaguru masih sangat bersyukur pada-Nya, tiada hari tanpa menyebut nama-Nya. Setiap hari Mahaguru bersyukur pada Y.M. Yaochi Jinmu. Jadi dalam menyambut Hari Ibu, Y.M. Yaochi Jinmu adalah orang pertama yang patut kita bersyukur.

Selanjutnya, karena jodoh dari Y.M. Yaochi Jinmu-lah, Mahaguru mulai belajar Buddhadharma, terima kasih pada Avalokitesvara Bodhisattva yang pertama kali menampakkan diri, Beliau adalah Bodhisattva pertama yang Mahaguru persemayamkan. Avalokitesvara Bodhisattva tampil dalam wujud wanita, wujud seorang ibu. Di buku-buku lama Mahaguru, Mahaguru pernah menulis bahwa Avalokitesvara Bodhisattva yang satu
itu dijual di toko buku Yishi di Plaza Zonghe, Taichung. Botol labu di tangan Avalokitesvara
Bodhisattva telah patah, Mahaguru pun menggantungkan seutas japamala di tangan-Nya.
Setelah Mahaguru beli dan bawa pulang, waktu itu Mahaguru masih tidak mengerti fengshui, juga tidak mengerti bagaimana mempersemayamkannya, Mahaguru pun membuka jendela, lalu Mahaguru meletakkan Avalokitesvara Bodhisattva di dalam celah jendela, saya taruh sebuah hiolo, malam pertama Ia pun menampakkan diri.

Jadi, sosok ibu yang kedua yang patut syukur’I dan berterima kasih adalah Avalokitesvara Bodhisattva.
Suatu kali Mahaguru mengalami kecelakaan saat sedang bersepeda, saya ditabrak oleh sebuah mobil, tubuh Mahaguru melayang dan jatuh ke tanah, ibarat kapas yang jatuh ke tanah, dan anehnya sekujur tubuh Mahaguru tidak terluka, sepulangnya, Mahaguru melihat retakan di sekujur tubuh rupang keramik Avalokitesvara Bodhisattva yang Mahaguru beli pertama kali. Sekarang pratima ini disemayamkan di Vihara Lei Tsang Taiwan.

Jadi, budi besar sulit sekali dibalas, Avalokitesvara Bodhisattva yang terbuat dari keramik yang berwarna agak kekuningan itu telah menyelamatkan jiwa Mahaguru, retakan timbul di seluruh tubuh keramik-Nya, sementara Mahaguru sendiri tidak apa-apa, oleh karena itu, budi ini sangat besar.

Sosok ibu yang ketiga yang patut kita syukur’I dan berterima kasih adalah ibu Mahaguru, kalau Beliau tidak melahirkan Mahaguru, Mahaguru juga tidak akan bertemu dengan Y.M. Yaochi Jinmu, tempat pertama Mahaguru harus bersyukur, juga tidak mungkin bertemu dengan Avalokitesvara Bodhisattva.

Karena ketelitian Ibu Mahaguru, Mahaguru baru bisa lebih terarah di sekolah. Dulu Mahaguru pernah bercerita bahwa pada saat musim dingin, Beliau menggunakan sweater lama, lalu bagian tangan dan lehernya digunting, tinggal bagian tengah atau bagian badan saja.

Ketika kami masih anak-anak, kami tidur memakai sweater lama tersebut. Sweater lama itu diikat menutupi pusar, sehingga bagaimanapun kami membalikkan badan, tetap tidak bisa lepas dari sweater lama itu, kami tumbuh dewasa berkat sweater lama itu, inilah ketelitian ibu Mahaguru dalam merawat anak-anaknya.

Sejak ibu Mahaguru menganut Agama Buddha, Beliau sangat serius dan tidak pernah berhenti mengerjakan PR. Setiap pagi Mahaguru masuk kantor di Zhenfo Miyuan, Beliau pasti duduk di sana mengerjakan PR. Mahaguru mewariskan kebiasaan dari ibu Mahaguru, jadi Mahaguru juga mengerjakan PR setiap hari, bahkan selama berwisata pun, orang lain pukul 7 baru bangun tidur setelah diberi morning call, Mahaguru pukul 6 pagi pasti bangun, lalu melakukan PR selama sejam, demikian setiap hari, bahkan saat berwisata pun demikian.

Keempat, kita harus bersyukur pada Guru Dhara. Sebab ia menyiapkan makan siang setiap hari, enak atau tidak enak, harus habis. Sekalipun ia keluar rumah, ia juga akan meninggalkan sayuran dan nasi untuk Mahaguru, dan meminta Mahaguru memanaskannya untuk dijadikan makan siang, sepulangnya ia akan periksa.
Sepulangnya ia akan melirik sebentar panci nasi dan sayuran, berarti Mahaguru benar-benar makan di rumah, bukan mencuri makanan di luar, ia akan periksa dengan sangat teliti, singkat kata persis menyerupai ibu Mahaguru, terlalu teliti.

Kita harus bersyukur padanya, ia telah merawat Mahaguru dengan teliti, sehingga Mahaguru berjalan di jalan yang benar.

Ia juga sangat bijaksana, ia nomor satu dalam melihat kemampuan orang lain, instingnya sangat bagus, sekali ia melihat seseorang, ia segera tahu apa yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut, singkat kata ia adalah utusan dari ibu Mahaguru, utusan dari Avalokitesvara Bodhisattva, dan utusan dari Yaochi Jinmu.
Pada saat yang bersamaan, di sini mari Kami merestui ibu-ibu di seluruh dunia, Selamat Hari Ibu! Ibu-ibu di seluruh dunia, semoga sehat selalu! Ibu-ibu di seluruh dunia, semoga memiliki keyakinan yang teguh!

Mahaguru menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, ibu Mahaguru, dan Guru Dhara sampai selamanya. Begitupula dengan kita semua. Kita harus bisa menghormati Y.M. Yaochi Jinmu, Avalokitesvara Bodhisattva, Ibu Mahaguru, Guru Dhara ditambah tak kala pentingnya adalah Ibu masing-masing. Nilai perjuangan seorang Ibu untuk anak amat sangat istimewa maka di hari Ibu ini mari kita semua mendoakan Ibu kita untuk sehat selalu, panjang umur dan mendapatkan kebahagian selalu begitupula juga untuk seluruh Ibu-Ibu di seluruh dunia.

Semoga Ibu selalu berbahagia..
Om Mani Padme Hum


No comments:

Post a Comment