Bhiksu yang Melepaskan Satu Sila
(Artikel Terpilih Lian Sheng Rinpoche Lu Shengyan)
Mahaguru melakukan perjalanan astral sampai sebatang pohon besar, ranting dan daunnya rimbun. Mahaguru mengecilkan tubuh Mahaguru, bersembunyi dan beristirahat di dalam selembar daun. Daun ini bentuknya agak melengkung. Mahaguru pun berbaring di atas daun, beristirahat sejenak.
Tatkala beristirahat, di bawah pohon ada seorang bhiksu menghampiri, bersuara kresek-kresek, sebab sang bhiksu menginjak dedaunan yang gugur, kedengaran sampai telinga Mahaguru, suaranya bergema sangat besar. Mahaguru melihat sang bhiksu pun bersandar pada pohon besar lalu duduk, membuka kotak bekal, lalu makan nasi di bawah pohon. Sang bhiksu mengambil keluar sebotol arak, di situ juga mulai menenggak arak.
Mahaguru melihat bhiksu meminum arak, terkaget-kaget.
Dalam hati berpikir: ❝Seorang bhiksu pelanggar sila nih!❞
Mahguru menggunakan dharmacaksu* melihat kualitas sila bhiksu ini, malah terlihat puncak kepala bhiksu ini memancarkan cahaya sila, dalam cahaya masih ada Qing Jing Hua Pu Sa.
*mata dharma, salah satu dari 5 mata dalam Buddhisme
Hati Mahaguru ragu, jelas-jelas bhiksu minum arak itu melanggar sila terakhir dari pancasila: pantangan minum arak. Bagaimana mungkin puncak kepala masih ada cahaya sila, ada Qing Jing Hua Pu Sa, dalam hati sungguh curiga.
Kemudian, Mahaguru menanyakan persoalan ini kepada Buddha.
Buddha menjawab: "Bhiksu ini hanya menerima empat sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri/merampok, tidak berzinah, tidak berkata sembarangan. Sila kelima yaitu tidak meminum arak, dia melepaskannya, hanya karena badannya kedinginan, dokter ingin agar dia minum sedikit arak obat. Jika dulu dia memaksakan diri menerima sila, tentu sudah melanggarnya. Oleh karena itu, ketika dia menerima sila, secara khusus di hadapan buddha-bodhisattva melaporkan dengan jelas, juga melaporkan dengan jelas kepada bhiksu seniornya. Bhiksu ini adalah bhiksu yang melepaskan satu sila, hanya menerima empat sila, tidak menerima lima sila, tidak memaksakan menerima lalu melanggar, jadi dia masih ada cahaya sila, ada Qing Jing Hua Pu Sa."
Mahaguru tersadarkan setelah mendengarnya.
Hanya karena badan kedinginan, harus diberi suplemen arak obat, oleh karenanya menerima empat sila dan memiliki pahala menaati empat sila, jauh lebih baik daripada tidak menerima sila atau melanggar sila!
Buddhadharma welas asih dan murah hati. Ini juga menunjukkan bahwa segala hal tak baik bila dipaksakan, penting untuk menerima & mempertahankan sila sesuai kapasitasnya.
Pelanggaran ataupun penaatan sila, semuanya ada di batin.
No comments:
Post a Comment